MAHASISWA BURUNDI, MENGHASILKAN 12 SCOPUS SELAMA KULIAH DI FIK UNY, DAN BERHASIL MENYANDANG GELAR DOKTOR

Japhet Ndayisenga, adalah salah satu mahasiswa luar negeri yang kuliah di FIK UNY sejak S2. University of burundi adalah tempatnya mengenyam pendidikan S1. Dia mendaftarkan dirinya dan menjadi mahasiswa S2 di FIK UNY pada tahun 2018 dan lulus pada tahun 2020. Japhet adalah potret mahasiswa asing yang berhasil, tidak hanya secara akademis, namun dia juga berhasil mempelajari bahasa indonesia dengan baik, bahkan bisa berbicara dalam bahasa jawa secara fasih.

Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, Japhet meninggalkan Indonesia. Namun hatinya tetap berada disini, karena setelah lulus S2, ia langsung mendaftarkan dirinya ke S3 Prodi Ilmu Keolahragaan FIK UNY. Dia ikuti kuliah secara daring, dengan keterbatasan internet di Burundi yang sering mati lampu atau bahkan putus koneksi. Tak jarang ia mendapati, koneksi internetnya terganggu, dan tak bisa mendengarkan suara Dosen yang sedang mengajar, bak film bisu. Tak hanya itu, ia harus berjuang dengan selisih waktu antara Indonesia – Burundi yaitu 6 jam kebelakang. Bayangkan, ia harus mengikuti kuliah pukul 07.30 waktu Indonesia, dimana waktu di Burundi adalah dini hari pukul 01.30.

Perjuangannya tak sia-sia, ia akhirnya menyelesaikan kuliah S3-nya, yang dimulai sejak tahun 2020 hingga 2022, dan menghabiskan sekitar 25 bulan, 2 tahun lebih 1 bulan. Di Depan Dewan Penguji, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Penguji, Prof. Dr. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed., Japhet berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul “Development of Therapeutic Massage and Exercise Model for Back Musculoskeletal Disorders Rehabilitation”. Japhet sangat menyukai masase, itulah sebabnya ia memilih Ilmu Keolahragaan untuk mendalami ilmu ini. Baginya, ia merasa sangat puas mendapat ilmu masase di Indonesia dan berhasil memberikan terapi pada masyarakat Burundi tempat ia tinggal hingga mereka sembuh. Kini Japhet juga menjadi Dosen di University of Burundi. Ia tidak ingin menyia-nyiakan ilmunya, dan berkomitmen untuk selalu melakukan penelitian baik sendiri maupun berkolaborasi dengan Dosen di FIK UNY. Selama berkuliah di FIK UNY, ia menghasilkan 12 jurnal ilmiah yang terindex Scopus. Jurnal ilmiah itu beberapa dihasilkannya sendiri, namun lebih banyak ia berkolaborasi dengan Dosen-Dosen di FIK UNY.

Kedepannya, ia ingin University of Burundi dan Universitas Negeri Yogyakarta, berkolaborasi, baik dari penelitian, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa juga Visiting Profesor. Banyak bidang belum diteliti baik dalam bidang Science, Physiologist maupun Psychologist, meskipun dalam bidang tersebut sudah ada penelitian awal, namun tetap masih ada kekurangan. Pihak University of Burundi yang diwakili oleh Prof. Dr. Athanase Nsengiyumva, Director of Center for Language Training di University of Burundi, dalam sambutannya, menginginkan adanya diskusi dua negara untuk berkolaborasi dalam bidang-bidang tersebut. Selain itu, Atanase juga menginginkan UNY membnatu Dosen-Dosen University of Burundi untuk meningkatkan pengetahuan. (PD)